Wednesday, February 24, 2010

Humor 1

Wakidjan begitu terpesonanya dengan permainan piano Nadine.  Sambil
bertepuk tangan, ia berteriak, "Not a play! Not a play!"

Nadine bengong. "Not a play?" Yes. Not a play. "Bukan main."

Tukidjo yang menemani Wakidjan terperangah. "Bukan main itu bukan not a
play, Djan." "Your granny stupid (Mbahmu tolol).

Humanly I have check my dictionary kok.(Orang saya sudah periksa di
kamus kok)" Lalu berpaling ke Nadine. "Lady, let's corner (Mojok yuk =
let's eat & talk). But don't think that are nots (Jangan berpikir yang
bukan-bukan) I just want a meal together."

"Ngaco kamu, Djan," Tukidjo tambah gemes. "Don't be surplus (Jangan
berlebihan), Djo. Be wrong a little is OK toch?"

Nadine cuman senyum kecil. "I would love to, but "Sorry if my friend
make you not delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu jadi nggak
enak)" sambut Wakidjan ramah.  "Different river, maybe (Lain kali
barangkali). I will not be various  kok (Saya nggak akan macam-macam
kok)."

Setelah Nadine pergi, Wakidjan menatap Tukidjo dengan sebal. "Disturbing
aja sih, Djo. Does the language belong to your ancestor (Emang itu
bahasa punya moyang lu)?"

Tukidjo cari kalimat penutup. "Just itchy Djan, because you speak
English as delicious as your belly button." (Gatel aja, Djan, soalnya
kamu ngomong Inggris seenak udelmu dewe/sendiri).

Wakidjan cuman bisa merutuk dalam hati, "His name is also effort."
(Namanya juga usaha)

sesulit itukah memahami perempuan

salah informasi berakibat salah persepsi

love letter for lover

1 comments:

ossy said...

huahaha lucu kang
people village that sok you know